Rabu, 28 Agustus 2013

Teknik Budidaya Tawon Lanceng PKM 2011




LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA 2010 BIDANG KEGIATAN
PKM-M



“ BUDIDAYA APIS FLORIA (TAWON LANCENG) SEBAGAI USAHA HOME INDUSTRI PRODUKTIFITAS MADU LANCENG BAGI MASYARAKAT DESA KAUMREJO, 
NGANTANG - MALANG ”
Oleh :
NOVIATIE INDERA FAIDAH N NIM. 0842620032, Th. 2008
IRWANTO NIM. 0842620011, Th. 2008
LELI SETIOWATI NIM. 0932610031, Th. 2009



POLITEKNIK NEGERI MALANG
MALANG
2011


BUDIDAYA APIS FLORIA (TAWON LANCENG) SEBAGAI USAHA HOME INDUSTRI PRODUKTIFITAS MADU LANCENG BAGI MASYARAKAT DESA KAUMREJO, 
NGANTANG – MALANG
Noviatie Indera Faidah N, 25 halaman, 2011

ABSTRAK
Masih terbatasnya usaha budidaya tawon Lanceng serta produktifitas madu Lanceng menjadi faktor utama untuk menguasai pangsa baru. Sebab, madu Lanceng kerap dicari oleh masyarakat karena terkenal akan khasiatnya yang lebih baik dibanding dari madu lokal.
Selain itu budidaya ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup serta kondisi ekonomi masyarakat desa Kaumrejo, yang kondisi geografisnya sangat kaya akan potensi alam. Salah satunya yaitu mayoritas lahan desa Kaumrejo ditanami oleh berbagai tumbuhan perkebunan yang produktif hal ini sangat cocok dengan ekosistem tawon Lanceng, yang juga memiliki produktifitas bernilai jual tinggi.
Metode yang diterapkan melalui tujuh tahapan namun, pada saat pelaksanaan, teknik budidaya dirubah menjadi delapan tahapan hal ini dimaksudkan untuk lebih fokus dalam melakukan tiap kegiatan budidaya. Melalui tahapan-tahapan yang berurutan tersebut, kini budidaya tawon lanceng
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa Kaumrejo yakni mereka berinisiatif untuk membangun komunitas “Selokurung Tawon” serta memiliki penghasilan komersial yang menjanjikan tiap bulannya.
Kata kunci : Tawon Lanceng, Masyarakat Kaumrejo dan Produktifitas

RAISING APIS FLORIDA (WASPS LANCENG) AS A HOME BUSINESS INDUSTRY PRODUCTIVITY HONEY FOR COMMUNITY VILLAGE LANCENG KAUMREJO, NGANTANG - MALANG
Noviatie Indera Faidah N, 25 pages, 2011

ABSTRACT
Limited cultivation and productivity of honey bees Lanceng Lanceng be a major factor to control the new segment. Because, honey Lanceng often sought after by people because famous for its properties
better than from local honey. Besides farming aims to improve the quality of life and Kaumrejo rural economic conditions, the geographical conditions very rich in natural resources. One of them is the majority of village land. Kaumrejo plant plantation planted by various productive things This is perfect with the ecosystem Lanceng wasps, which also has productivity of high value.
The method is applied through the seven stages but, at the moment execution, cultivation techniques converted into eight stages of this intended to better focus on doing each activity of conducting.
Through successive stages, now cultivated wasps lanceng to improve the quality of life of rural communities namely Kaumrejo their initiative to build a community "Selokurung Tawon" and has a promising commercial income each month.
Keywords: Hornet Lanceng, Community Kaumrejo and Productivity


I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budidaya lebah madu merupakan segala upaya memelihara dan mengatur kehidupan lebah dengan tehnik tertentu yang disesuaikan dengan syarat – syarat lebah sehingga diperoleh produksi madu dan pendapatan yang maksimal.
Budidaya lebah madu bermanfaat menambah pendapatan masyarakat dari hasil produksi lebah madu. Menambah kesempatan kerja berupa kerja sambilan di daerah pedesaan. Ikut membantu terjadinya penyerbukan bunga sehingga dapat meningkatkan berbagai jenis tanaman. Dengan keperluan pakan lebah untuk budidaya lebah madu diharapkan masyarakat dapat menyadari untuk menanam dan memelihara pakan lebah sehingga lingkungan jenis lestari dan hijau sebagaimana dengan vegetasinya. Membantu menambah gizi keluarga dan variasi jenis tanaman. Untuk kesehatan dan pengobatan dengan sengat lebah (akupuntur lebah).
Begitu besarnya manfaat madu bagi kebaikan manusia, selain madu dihasilkan oleh lebah madu. Tawon lanceng juga merupakan serangga penghasil madu yang berkualitas, sebab khasiat dari madu lanceng mampu meregenerasi luka bakar secara cepat. Namun sayangnya saat ini produktifitas madu lanceng masih amat sukar ditemui, padahal tingkat permintaan pasar untuk konsumsi amat tinggi, hal ini dibuktikan dengan adanya permintaan konsumsi yang tidak dapat dipenuhi oleh pemasok madu lanceng. Dengan memanfaatkan peluang ini, penulis berusaha untuk mengembangkan budidaya lanceng di daerah yang sesuai dengan adaptasi lanceng, sehingga mampu menghasilkan madu yang berkualitas terbaik. Selain itu program ini pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas ekonomi dan social masyarakat setempat. Sehingga keseluruhan pola kualitas hidup masyarakat desa Ngantang menjadi lebih baik dibanding sebelumnya.

1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah keuntungan melakukan usaha home industry produktifitas madu lanceng, bagi masyarakat Ngantang ?
2. Manfaat apa yang akan diperoleh masyarakat setempat khususnya, dengan adanya budidaya lanceng ?
3. Bagaimanakah usaha pengembangbiakan tawon lanceng, sehingga menghasilkan madu berkualitas baik?
4. Berapa besar prospek keuntungan berwirausaha budidaya tawon lanceng sekaligus produksi madu lanceng?

1.3 Tujuan Program
Pelaksanaan program kreatif mashasiswa sektor pengabdian kepada masyarakat yang bergerak pada usaha budidaya madu lanceng bertujuan untuk:
1. Menunjukkan bahwa manfaat yang terdapat dalam madu lenceng lebih unggul dibanding lebah bunga yang mayoritas telah umum diperjualbelikan, karena madu lanceng memiliki cita rasa berbeda dan dapat dipergunakan sebagai obat oles luka luar .
2. Serta meningkatkan perekenomian masyarakat pedesaan setempat.
3. Mengeksplore kekayaan alam daerah Ngantang sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar, misalnya dengan memanfaatkan keberadaan tawon lanceng yang bertempat tinggal di perkebunan atau perhutanan Ngantang.

1.4 Luaran yang Diharapkan
Dengan terwujudnya program pengabdian kepada masyarakat yang bergerak pada budidaya lanceng, masyarakat desa Ngantang akan menghasilkan beberapa hasil luaran yang dapat memberikan konstribusi positif pada daerah sekitar. Adapun beberapa luaran setelah program ini terlaksana, ialah sebagai berikut :
1. Masyarakat mampu mengembangbiakkan tawon lanceng, yang dapat memenuhi permintaan pasar.
2. Masyarakat mampu menghasilkan madu lanceng yang berkualitas, sebab daerah Ngantang merupakan daerah yang sesuai dengan adptasi tawon Lanceng.
3. Secara bertahap masyarakat dapat membangun area pemasok tawon lanceng beserta madu lanceng terbesar diwilayah jawa timur.

1.5 Kegunaan Program
Program yang ditujukan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat ini memiliki beberapa fungsi yang nantinya berdampak positif bagi masyarakat setempat sekaligus masyarakat umum, diantara kegunaan tersebut ialah sebagai berikut:
1. Masyarakat mampu meperluas budidaya tawon lanceng secara bertahap, sehingga memperoleh pendapatan dari penjualan tiap kloni tawon lanceng.
2. Masyarakat mampu menghasilkan madu lanceng yang berkualitas dari tawon lanceng yang telah dibudidayakan.
3. Masyarakat lebih mengetahui manfaat madu lancing, dengan tujuan mempercepat proses pemasaran. Misalanya, manfaat madu lanceng selain sebagai penambah tenaga madu lanceng juga dapat dipergunakan sebagai obat luar yang ampuh (salep luka bakar).
4. Meningkatnya tingkat perekonomian masyarakat desa Ngantang melalui penjualan tawon lanceng maupun madu lanceng.
5. Mengurangi tingkat pengangguran masyarakat
6. Meningkatkan kualitas lingkungan menjadi lebih terjaga dari polusi, karena tawon lanceng tinggal didaerah yang tenang dan bebas dari polusi. Sehingga secara tidak langsung kesehatan masyarakat desa Ngantang lebih aman.

II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Wilayah Ngantang merupakan daerah tinggi yang memilki keadaan alam yang subur sehingga mayoritas masyarakat Ngantang merupakan penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani dan peternak. Begitu melimpah potensi alam yang ada diNgantang namun, sebagai masyarakat yang memiliki pendidikan seadanya tidak heran potensi yang ada didaerah tersebut kurang termanfaatkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh minimnya perhatian pemerintah daerah untuk
menggali potensi yang terdapat diNgantang khususnya desa Sondel, sehingga pergerakan kemajuan pemanfaatan alam hanya dilakukan seadanya tanpa bantuan dari pemerintah daerah. Dampaknyapun perkembangan ekonomi masyarakat setempatpun masih minim.
Lebah dengan ukuran fisik terkecil ini bisa dikatakan termasuk dalam kategori setengah langka, meskipun di daerah. Masyarakat Ngantang sama sekali belum membudidayakan tawon lanceng atas inisiatif dan jerih payah penduduk sendiri karena penduduk sendiri masih menganggap bahwa tawon lanceng tidak memiliki nilai guna lebih dibandingkan lebah madu lainnya, serta mata pencaharian masyarakat Ngantang masih percaya pada sektor perkebunan dan perikanan selain itu merka belum memperoleh arahan atau binaan dari pemerintah. Sehigga motivasi untuk melakukan budidaya lanceng belum diperoleh oleh masyarakat Ngantang.
Bibit lanceng dapat dicari di hutan-hutan sekitar tempat tinggal khususnya didaerah perkebunan. Namun Petani yang sudah sudah mahir bisa memperbanyak. Dengan memecah koloni yang sudah besar. Kotak-kotak lanceng yang dibuat dari potongan bambu, potongan kayu yang dilubangi, atau akar pohon yang besar dan berlubang. Semuanya dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan lubang-lubang alamiah kayu/bambu di hutan yang disukai tawon lanceng.
Untuk pengambilan madunya, masih banyak kesulitan dan masih jarang yang mengetahui terdapat system modern untuk pengambilan sari madu lanceng. Biasanya dengan cara memilih sisir yang berisi madu lalu dikeluarkan dengan cara memeras. Dengan demikian, sebagian larva ada yang mati dan madu masih tercampur sedikit malam maupun tepung sari sehingga terlihat kurang bersih.
Namun untuk pengambilan sari madu dengan cara modern dari sarang lebah dengan menggunakan separator, yakni alat yang dapat mengambil madu tanpa merusak sarang dengan gaya turbulensi. Setelah madu terambil, sarang itu dikembalikan lagi kekotak peliharaan. Adapun inovasi lainnya yaitu sistem angon, ialah memindahkan tawontawon ke lahan yang memiliki produktifitas bahan makanan tawon yang memadai. System angon merupakan tuntutan mutlak ketika jumlah kooloni semakin banyak. Sebab jika dalam kurun waktu tertentu tawon ditempatkan di lahan yang disekitarnya tidak tersedia bunga yang cukup, mereka akan berpindah sendiri ketempat lain.
Dibawah ini merupakan salah satu teknik budidaya agar menghasilkan anakan tawon serta madu yang berkualitas :

Teknik budidaya tawon lanceng, terdapat dua cara untuk budidaya tawon lanceng:
1. Secara menetap (stative bee keeping) lebah diperoleh dari koloni yang belum dibudidayakan.
2. Budidaya tawon secara berpindah (Megratary bee keeping) koloni diperoleh dari lebah paket.

Pemilihan lokasi budidaya lebah madu dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tersedianya cukup pakan yakni 0.5-0.7 km
b. 70-80 %.
c. Tersedianya cukup air bersih.
d. Jauh dari gangguan (bau, asap, kebisingan, hama dan penyakit dan angin kencang pada jam 11.00 – 14.00)
e. Kotak menghadap ke timur dan cukup sinar pagi.
f. Letak kotak minimal 30 cm dari tanah antara kotak 1-2 meter. (sumber: Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah Riam Kanan )

Sedangkan jenis Pakan Tawon Lanceng
1. Tanaman Hutan Albizia, jambu mente, aren, Api-api, Almtoro, kaliandra, puspa, mahoni,asam, ketapang, palawan.
2. Tanaman buah-buahan Belimbing asam, belimbing manis, jambu, apel, kweni, mangga, rambutan, kelengkeng, alvokat, anggur, jeruk.
3. Tanaman Industri. Kapuk randu, kelapa, kopi, kapas, kelapa sawit, wijen, bunga matahari, tebu, karet, kedelai, jagung, kacang tanah, sengon.
Tanaman Sayur-sayuran Lombok, wartel, ketimun, labu air, ketumbar, pare, petai,
kacang polong, jengkol, kubis.

III. METODE PENDEKATAN
Metode pelaksanaan yang diterapkan untuk kegiatan budidaya lanceng sehingga menghasilkan madu lanceng yang berkualitas baik, maka harus dilakukan secara continue dan bertahap. Adapun tahapan dari pelaksanaan tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Survey lokasi budidaya tawon lanceng
Survey dilakukan di desa Ngantang Kab.Malang. Dalam pelaksanaan survey penulis mencari dan menentukan lokasi yang sesuai untuk pengembangbiakan tawon lanceng sehingga bibit lanceng selalu produktif menghasilkan madu lanceng.
2. Sosialisasi teknik budidaya lanceng & madu lanceng

Penyuluhan kepada masyarakat mengenai teknik budidaya lanceng dan proses pengambilan madu lanceng akan dilakukan oleh penulis serta meminta arahan tambahan dari pihak pemerintah. Adapun beberapa materi yang diberikan kepada masyarakt sebagai berikut :

a. Cara Pembuatan sarang atau tempat madu (glodogan)
Pembuatan ini tidak lain dari hasil pengamatan tata kehidupan tawon secara alami, dimana sewaktu tawon-tawon masih hidup bebas dialam terbuka mereka membuat sarang-sarang di gua-gua batu, terowongan kayu yang besar dan lain-lain yang dianggap sesuai dan aman di hutan-hutan. Sejak saat itu manusia mulai menirukan tiruan tempat bersarangnya tawon untuk nantinya bila berhasil tidak lagi masuk ke hutan-hutan guna mendapatkan madu ini.
Bumbung Kuno (primitif)
Tiruan tempat bersarangnya tawon ini dibuat dari pada potongan kayu besar yang lunak, misalnya kayu randu, glugu (batangan pohon kelapa), kayu pucung dan sebagainya, pokoknya dari jenis kayu/pohon yang lunak agar mudah membuatnya.
Mini Box (modern)
Adalah penyempurnaan dari pada system kuno (primitive). sedangkan setelah penggunaan mini box baru ini terasa sekali akan faedah / manfaatnya, antara lain : Perawatan / Pemeliharaan / Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah, serangan hama dan penyakit relative sedikit / kecil
dan hasil produksi yang dicapai jauh lebih banyak. Adapun ukuran dari mini box adalah p = 30cm , l = 15cm dan t = 15 cm.

b. Pengambilan Madu
Pengambilan hasil untuk pertama kali dilakukan setelah 3 bulan dari pemeliharaan dimulai, itupun tergantung pada situasi dan kondisinya yang dipengaruhi oleh faktor-faktor alam. Sedang periode selanjutnya dapat dilakukan sebulan sekali, terutama pada waktu musim subur. Bagi musim paceklik agar diusahakan pemungutan hasilnya diperjarang, karena produksinya menurun. Hal ini dilakukan agar kehidupan tawon tidak merasa terganggu yang dapat mengakibatkan timbulnya pelarian (bubar). Bila pengambilan ini dilakukan pada waktu musim paceklik, akan sangat mengganggu ketentraman tawon, karena yang diambil adalah tempayaknya berikut sarangnya (talannya). Hal ini sering tawon lari meninggalkan sarangnya untuk tidak kembali.

Kriteria Pengambilan Madu
Untuk pengambilan madu agar diusahakan semasak mungkin atau juga disebut madu tua. Tanda-tanda madu tua ( masak) ialah bila sel-sel madu telah tertutup. madu yang demikian menurut hasil penelitian kandungan (kadar) airnya sudah menurun di bawah 20 %. Sedang bila pemungutan madu masih muda (tabung madu belum tertutup), kandungan (kadar) airnya masih tinggi, madu yang demikian ini mudah sekali rusak cepatnya mengalami peragian (fermentasi), dimana mikro organismenya yang disebut “Yeast” atau “Khamir” akan mengubah gula reduksi menjadi alkohol, sebab didalam madu terdapat suatu zat yang disebut “fruktosa”, zat ini di dalam proses kimia dapat
mengalami perubahan menjadi alkohol. Dapat juga oleh mikro organisme lain diubah gula reduksi ini menjadi asam-asaman, sehingga madu tersebut terasa asam. Untuk itu penting sekali adanya pemeriksaan tua sebelum madu yang akan dipanen. Bila syarat-syarat di atas yang memberi ciri adanya madu tua belum kelihatan, seyogyanya pemungutan madu ditangguhkan dulu sampai
menjadi tua.

Cara Pengambilan Madu
Sediakan alat pengasapan (smoker), buka tutup glodog perlahan-lahan agar penghuni glodok tidak terkejut, dekatkan alat pengasapan kedalam glodog supaya tawon-tawon yang kena asap tidak menempel pada sisiran madu.
Angkat tempat tala perlahan-lahan tegak lurus ke atas dan bila masih ada tawon yang menempel pada talanya agar disikat dengan sikat tawon (sikat yang halus) supaya tawon jatuh didalam bumbung. Sediakan pisau yang sedikit dipanasi untuk memotong talanya dan sisakan kurang lebih setebal 1cm dari tempat menempelnya tala, hal ini dilakukan agar setelah tempat tala dikembalikan ketempatnya, tawon-tawon segera akan membuat sarang lagi.

Tutup-tutup tabung madu agar dibuka (di iris) dengan pisau, pekerjaan ini dilakukan dengan sendirinya diatas suatu penampung agar cairan madu tidak tercecer ke mana-mana.

Alat Pemisah Madu
Gunakan suatu alat untuk memisahkan cairan madu dengan malamnya, lalu digunakan suatu alat yang mendasarkan kerjanya menimbulkan suatu gaya pusingan (putaran). Sebab dalam rumus ilmu alam, pada suatu kumpulan banda-benda yang berat jenisnya (BD)-nya tidak sama, bila diputar benda
yang berberat jenis lebih tinggi akan meninggalkan tempat itu lebih dulu, sedang yang ber-BD rendah keluarnya kemudian. Berat jenis madu lebih tinggi dari pada berat jenis malam (lilin), sehingga dalam pemisahan madu dengan alat pemusing ini, madu akan keluar lebih dahulu dari pada lilinnya, alat ini disebut “EKSTRAKTOR”. Ekstraktor yang terkenal antara lain ekstraktor sistem Huruschka dan Crown. Alat-alat ini sudah dilengkapi dengan alat yang sempurna, sehingga setelah tala dimasukkan kedalam dan dilakukan pemutaran pada akhirnya kelompok madu akan terpisah dengan lilinnya.

3. Sosialisasi teknik pemasaran hasil produksi
Sebagai calon penjual atau pengusaha, kita dituntut untuk dapat mengetahui situasi toko atau apotek, dari situ kita bisa memantau sudah layakkah kita menjual produk tersebut ke toko, jika belum kemungkinkan tunggu antara 1 sampai dengan 2 minggu pasti akan ada respon oleh masyarakat. Usahakan agar produk tersebut tidak jatuh ketangan tengkulak dan selayaknya kita dapat menjalin hubungan antara sesama pengusaha atau dengan konsumen langsung.
4. Pelaksanaan budidaya lanceng oleh masyarakat setempat
Pelaksanaan program budidaya lanceng dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah disusun oleh penulis.
5. Pemanenan madu lanceng
Proses panen madu lanceng disesuaikan dengan jadwal budidaya lanceng, yakni maksimal tiga bulan setelah bibit lanceng dikembangbiakkan.
6. Pemasaran bibit tawon lanceng dan madu lanceng.
Penjualan hasil produksi madu lanceng akan dipasarkan kedaerah setempat yang akan didistribusikan ke tempat pembelanjaan umum seperti pasar, supermarket dan apotek. Selain itu, masyarakat diharapkan membuka area khusus untuk pasokan madu lanceng di desa Ngantang seperti KUD.
7. Pengawasan pelaksanaan program oleh penulis dan pemerintah
Pengawasan pelaksanaan program budidaya lanceng oleh masyarakat setempat akan dilakukan maksimal setiap dua minggu sekali. Hal ini bertujuan untuk mengontrol perkembangan bibit lanceng serta memotivasi peternak tawon lanceng agar selalu proaktif dalam melaksanakan program budidaya tawon lanceng. Sehingga menghasilkan produk yang diharapkan yang pada akhirnya dampak positif dapat diterima masyarakat setempat.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Adapun program budidaya ini telah berlangsung selama tiga bulan lebih dua minggu terhitung mulai bulan 01 Februari hingga 15 Mei 2011 dan harapan kami budidaya ini bisa berlangsung terus menerus sampai menunjukkan hasilnya. Sedangkan tempat pelaksanaan agar program ini berjalan dengan optimal kami menetapkan di Ds. Kaumrejo Kec. Ngantang Kab. Malang.

4.2 Tahapan Pelaksanaan
Adapun tahapan dari pelaksanaan budidaya lanceng dijelaskan sebagai
berikut :

4.3 Instrumen Pelaksanaan
Faktor utama dalam pelaksanaan budidaya tawon lanceng adalah masyarakat desa Kaumrejo, sebab masyarakat merupakan objek utama yang nantinya dapat mengembangkan serta memajukan budidaya tawon di desa Kaumrejo. Sedangkan beberapa media pendukung yang dipergunakan dalam pelaksanaan budidaya tawon ini adalah sebagai berikut :

4.4 Rancangan dan Realisasi Biaya
Ringkasan Biaya Investasi Budidaya Tawon Lanceng Per 25 Koloni


Perhitungan Pendapatan Madu Tawon Lanceng per 20 koloni
Dengan jumlah 25 koloni, tawon lanceng dibedakan menjadi 20 koloni siap panen sedangkan 5 koloni sebagai bibit budidaya, sehingga pendapatan yang diperoleh selama 1 - 30 April 2011 dari 20 koloni siap panen ialah 3000 ml madu (per koloni menghasilkan 150 ml madu ), dengan harga jual Rp 250.000 @ 1000 ml madu lanceng, sehingga total pendapatan 3000 ml madu lanceng ialah
Rp 750.000.

Biaya Penyusutan Tiap Bulan Budidaya Tawon Lanceng Per 20 Koloni

Laporan Rugi / Laba 1 - 30 April 2011

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa Kaumrejo-Ngantang merupakan kawasan yang memiliki ekositem yang sesuai dengan ekosistem tawon lanceng yakni masih bersifat perhutanan hal ini karena sebagian besar kawasan desa Kaumrejo didominasi oleh perkebunan yang bervarian seperti perkebunan Randu, Kopi, Kakao dan Durian dimana sari bunga tanaman perkebunan tersebut merupakan makanan pokok tawon lanceng
yang dapat menghasilkan madu dengan kuantitas yang optimal, serta berkualitas
terbaik.
Serta adanya potensi dari masyarakat sekitar untuk membudidayakan tawon lanceng berorientasi profit, sebab pada awalnya sebagian kecil masyarakat Ds. Kaumrejo yang telah memelihara tawon lanceng, hasil madunya hanya dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Semenjak dari terwujudnya program budidaya tawon Lanceng ini sudah ada sepuluh orang yang tergabung untuk mengikuti budidaya tawon Lanceng, kesepuluh masyarakat tersebut terbagi menjadi dua jenis kelompok yakni tiga orang yang dahulu seudah pernah melakukan budidaya tawon namun tidak untuk kepentingan komersial, sedangkan sisanya masyarakat yang belum pernah melakukan budidaya tawon Lanceng, hal ini merupakan nilai tambah tersendiri bagi tim penyelenggara dan juga masyarakat yang belum pernah melakukan budidaya lanceng karena, dapat bertukar pikiran tentang teknik budidaya lanceng yang efektif dan efisien bersama masyarakat yang telah pernah melakukan
budidaya Lanceng sebelumnya. Selain itu, adanya masukan positif dari salah satu masyarakat yang berkeinginan untuk membentuk suatu perkumpulan yang terorgnisir berkaitan dengan keberlanjutan budidaya tawon Lanceng. Dari kesepakatan yang ada nama perkumpulan tersebut diberi nama dengan “Silokurung Tawon”.
Untuk mempermudah arus komunikasi dan tanggung jawab maka program budidaya lanceng membentuk suatu struktur organisasi yang terdiri dari tiga bagian yakni :

Adapun ringkasan job description dari tiap-tiap jabatan ialah sebagai berikut :


Melalui pelaksanaan budidaya tawon yang masih berlangsung selama tiga bulan lebih dua minggu yang pada bulan April telah memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp 416.150, akan dilakukan pembelian lima koloni tawon lanceng sehingga hasil produktifitas madu lanceng maupun kuantitas tawon lanceng terus bertambah, sehingga pada akhirnya akan dilakukan pembagian hasil pendapatan bersih kemasyarakat desa Kaumrejo.
Dari ketercapaian pendapatan tersebut tim penyelenggara juga akan mengajak kerjasama dengan Koperasi daerah Ngantang dan mengajukan permohonan kepada perusahaan yang mengadakan CSR seperti Bank Mandiri dan Bank BRI tentang pengadaan dana serta bantuan sosial.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Adapun beberapa hasil yang telah diperoleh dari terselenggaranya budidaya lanceng di desa Kaumrejo, Kec. Ngantang adalah sbb :
a. Masyarakat mampu mengembangbiakkan tawon lanceng secara terpadu, sehingga perlahan               dapat memenuhi permintaan pasar lokal. Untuk pemasaran awal kami telah memasarkannya di           apotek, toko bahan pangan dan indomaret di daerah Ngantang dan Batu.
b. Masyarakat mampu menghasilkan madu lanceng yang berkualitas terbaik, hal ini terbukti dengan         kualitas madu pada saat pertama kali memanen, yakni madu yang dihasilkan dalam satu koloni           dapat menghasilkan 150 ml madu.
c. Masyarakat berinisiatif membangun komunitas peternak tawon lanceng sekaligus pemasok madu          lanceng diwilayah Ngantang. Adapun nama budidaya lanceng disebut dengan “Silokurung tawon ”.    Saat ini sudah sebanyak 10 orang yang tergabung dalam komunitas Silokurung Tawon. Adapun tiga    dari 10 orang tersebut merupakan orang yang telah memiliki tawon lanceng namun belum dapat          menghasilkan madu secara optimal, sedangkan sisanya merupakan masyarakat yang memiliki              inisiatif untuk beternak lanceng.

6.2 Saran
Untuk keberlanjutan program budidaya tawon Lanceng sebaiknya budidaya ini diwaktu yang akan datang segera mendapat perhatian dari pemerintah sekitar, terutama pemerintah kota Malang serta beberapa mahasiswa dari universitas negeri kota Malang. Hal ini bertujuan untuk lebih cepat dalam
proses penambahan dana bantuan serta penambahan pelatihan keterampilan dalam memproses hasil lain yang diproduksi oleh tawon Lanceng dan juga memperluas pemasaran produk yang siap untuk diperjual-belikan ke masyarakat luas. Sehingga komunitas “Silokurung Tawon” memiliki jaringan yang luas dan dapat memasok madu Lanceng keseluruh wilayah jawa timur.

LAMPIRAN
A. DOKUMENTASI KEGIATAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar